Senin, 18 Oktober 2010

Yang Legal Belum Tentu Bermoral

Perasaan bangga dan juga bahagia muncul ketika banyaknya kaum intelektual menduduki posisi penting dalam ruang-ruang kehidupan publik, baik perekonomian, kebudayaan, pendidikan, hukum, birokrasi, legislatif, partai poitik, ormas dan sebagainya., yang selama ini banyak diisi oleh orang-orang birokrat yang sudah lama nongkrong di posisi-posisi penting tersebut. Tentunya hal ini menjadi angin segar untuk sebuah penantian perubahan lingkungan yang sudah sama-sama kita rasakan. Karena kaum intelektual merupakan garda terdepan bagi penyelamatan moral bangsa. Tapi, apakah kita hanya bisa berbangga saja dengan banyaknya kaum intelektual menempati posisi-posisi strategi di negri ini. Tentunya berbangga tanpa ada praktek yang nyata percuma saja, atau dimensi moral hanya bisa diungkapkan dari luar sebagai ungkapan dari suatu kewibawaan tertentu. Tetapi, kewibawaan tersebut bukan merupakan suatu kekuatan yang efektif karena tidak memiliki organ atau jalur langsung untuk menentukan hukum.

Apakah intelektual menjamin suatu perubahan dan juga perbaikan?!. Memang semakin tinggi jumlah para intelek disuatu negara maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan kebudayaan dan peradaban negara tersebut. Namun, tidak cukup dengan banyaknya intelektual tanpa diiringi dengan perbaikan sistem dan juga kultur negara tersebut. Selama ini para kaum intelek sering melemparkan kritikan kepada para birokrat dan juga pejabat, yang sering melakukan suatu pelanggaran dalam negri ini. Mungkin, hal ini dilakukan karena mereka belum pernah merasakan hal itu, atau belum pernah menjadi seorang birokrat atau pejabat Negara, yang duduk di posisi-posisi strategi bangsa ini yang kebijakannya adalah untuk kepentingan masyarakat banyak. Mungkin betul ungkapan yang menyatakan: Seorang penonton lebih pandai dari pemain" Contohnya saja ketika kita nonton pertandingan sepak bola, mungkin banyak dari penonton bola ini yang melemparkan kritikan2 pedas kepada pemain-pemain top sekelas Ronaldo. Tapi apakah dia bisa melakukan hal itu ketika dia dalam posisi seperti Ronaldo?.
Sekarang ini banyak para intelektual memasuki dunia birokrasi, namun apa yang kita saksikan, orang-orang yang kita banggakan menjadi sebuah tontonan dan juga bahan tertawaan orang banyak. Dimana letak moral, dimana rasa tanggung jawab, dimana pula slogan garda terdepan penjaga moral, ketika nurani sudah berupah menjadi dusta?, hal ini serupa apa yang diungkapkan Mustafa Bisri dalam bait sajaknya : "Banyak ulama sudah semakin dekat kepada pejabat, banyak pejabat sudah semakin erat dengan konglomerat, banyak wakil rakyat sudah semakin jauh dari umat, banyak nurani dan akal budi sudah semakin sekarat "
Dunia akademisi adalah dunia yang berbeda dengan dunia birokrasi, dimana dunia akademisi lebih memberikan ruang gerak yang bebas dan lebih cenderung kepada hal-hal yang membangun dan pembaharuan. Namun, ketika seorang akademisi, atau para intelektual pindah kedunia birokrasi, atau kaum intelektual yang pindah habitat ( meminjam istilah Amin Rais ), maka, dia bermain dengan sistem yang baku, dia patuh dan tunduk apa kata atasanya, atau mengikuti peraturan yang sudah dibangun dalam dunia birokrasi, dan juga tentunya dia menjadi pelayan masyarakat (public service). Oleh sebab itu, kaum intelektual juga harus memahami dunia dimana dia memijakkan kaki, sehingga tidak mudah dibodohi oleh sistem dan peraturan yang ada. Ada sebuah perkataan yang patut kita renungi bahwa: " Orang yang paling bodoh adalah orang asing" Kalaulah kita asing dalam dunia birokrasi dan kita tidak berusaha untuk mempelajarinya dan juga menguasainya maka dengan mudah kita akan terpedaya dengan birokrasi itu sendiri.
Memang, yang legal itu belum tentu moral, atau hal sudah ditetapkan menjadi aturan tidak mesti menjamin keadilan bagi orang banyak. Slogan ini biasanya dilemparkan oleh orang-orang yang menjadikan moral sebagai garda terdepan, tentunya para ahli hukum lebih percaya kepada fositivisme ( kepastian Hukum ) karena kalau tidak ada kepastian hukum tentunya tidak ada ukuran untuk menentukan suatu permasalahan. Sebagaimana Jeremy Bentham dalam bukunya " Introduction to the morals and legislation" Berpendapat bahwa hukum ditegakkan bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah bagi orang. Maka, dalam teori utilitis ini bertujuan menjamin adanya kebahagian sebanyak-banyaknya pada orang sebanyak-banyaknya, pendapat Bentham ini hanya menitik beratkan kepada hal-hal yang berfaedah dan bersifat umum namun, mengenyampingkan asas keadilan. Apakah yang bermanfaat untuk masyarakat banyak pasti dan menjamin keadilan?!. Saya kira tidak mesti yang bermanfaat itu menjamin terciptanya keadilan. Hendaknya dua-duanya dijalankan secara bersamaan yaitu kepastian hukum, yang menjamin keadilan bagi masyarakat banyak. Sebagaimana surat Khalifah Umar bin khatab kepada Abu Musa al-As'ari ketika beliau mengemban jabatan sebagai seorang hakim, yang mana surat ini menjadi rujukan para hakim, serta telah diterjamahkan berbagai macam bahasa yang isinya sebagai berikut : " Sesungguhnya peradilan adalah sesuatu yang wajib, dan juga sebagai sunah yang diikuti, maka pahamilah kalau seandainya diserahkan kepadmu sebuah perkara, karena tidaklah bermanfaat berbicara tentang kebenaran namun tidak ada realisasinya, berlaku adillah kepada semua orang dalam setiap perkara yang kau hadapi, sehingga orang yang kuat tidak memanfaatkan kelemahanmu dan orang yang lemah tidak berputus asa untuk menerima keadilanmu".
Merujuk kepada suatu kasus di negri kita, yaitu kasus penyogokkan yang dilakukan oleh salah seorang anggota Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) dimana Mulyana W Kusuma, ketika tertangkap basah menyogok salah seorang anggota Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ), dan dalam keterangan persnya dia mengatakan, bahwa sebenarnya dia telah menyelamatkan uang negara, dari berbagai macam tender pengadaan kotak suara dan juga kertas pemilihan umum, maka dipilihnya harga yang paling murah, sehingga bisa menghemat kekayaan negara. Tapi bukankah setiap tender itu pasti ada persaingan, yang menawarkan berbagai macam iming-iming. Tentunya sudah menjadi rahasia umum, kalau seandainya kita memenangkan suatu tender perusahaan tertentu, akan mendapatkan imbalan dari perusahaan tersebut. Ini bisa dikatagorikan sebagai korupsi transaktif yaitu korupsi yang ditandai adanya kesepakatan timbal balik antara yang memberi dan menerima demi keuntungan bersama, dan kedua pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut. Atau juga bisa dikatagorikan sebagai korupsi Autogenetik, yaitu korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai kesempatan untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang hanya diketahui seorang diri. Maka, kalau seandainya mereka jujur dan menggunakan hati nurani untuk tidak mengambil imbalan tersebut yang pada dasarnya bukan milik dan hak mereka, melainkan milik negara yang harus dijaga, bukan untuk memperkaya diri sendiri. Bukankah negara sudah membayar mereka untuk suatu tugas atau jabatan tertentu. Bukan pula Rasulullah Saw, telah memberikan contoh kepada kita, ketika beliau mengutus seorang sahabat untuk menagih zakat, kemudian ada salah seorang dari orang yang ditagih memberikan imbalan kepada sahabat ini, lalu sang sahabat melaporkannya kepada Rasullah Saw, Ketika mengetahui hal tersebut Rasulullah menyuruh kepada sahabat tersebut untuk memberikan imbalan tersebut kepada negara. Beliau beralasan seorang sahabat mendapatkan imbalan tersebut karena sedang mengemban amanat negara, bukan karena pribadi sahabat itu sendiri.
Mungkin dikarenakan sistem birokrasi kita yang lemah sehingga masih banyak celah yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk melakukan pelanggaran, dan juga kultur bangsa kita yang telah menjadikan penerimaan bonus dan yang sejenisnya sebagai budaya. Begitu pula apa yang dilakukan oleh seorang Khairiyanshah, yang kononnya peniup peliut kasus korupsi di KPU, ketika dia menjadi tim auditor dana abadi ummat, dia mendapatkan imbalan dari pekerjaan itu, dan akhirnya menjerumuskan dia kepada tuduhan korupsi. Kalau kita kaji secara detail, mengapa Khairiyanshah menolak uang sogokkan yang diberikan Mulyana W Kusuma, padahal jumlah itu jauh lebih besar dari dana yang dia dapat dari dana abadi ummat. Hadiah atau korupsikah yang dilakukan oleh khairiyansyah?. Kalau merujuk kepada sunnah Rasulullah Saw, diatas tidak layaklah dia mengambil hal itu karena dia telah mendapatkan gaji dari negara, dan itu adalah hak negara yang harus dikembalikan, karena dia bekerja atas nama negara. Mungkin karena belum adanya aturan hukum yang jelas yang mengatur tentang batasan hal ini. Yaitu batasan yang membedakan antara korupsi dengan hadiah atau kepastiah hukum yang mengatur tentang pemberian bonus atau hadiah kepada pejabat negara yang sedang memegang jabatan strategis. Saya teringat kepada seorang legendaris Betawi, bang Benyamin Suaib ketika dia mengundurkan diri dari tukang kenek sebuah angkutan umum PPD dengan terayek lapangan Banteng – pasar Rumput, dia bertutur berhenti dari pekerjaannya karena gaji belum dapet tapi sering diajari korupsi oleh sopirnya. Korupsi yang dimaksud adalah, ongkos penumpang ditarik tapi tiket tidak diberikan, Biasanya diperusahaan angkutan milik negara, menerima hasil setoran dari jumlah banyaknya jumlah karcis yang habis, maka sejumlah itu juga seorang supir harus meyetorkannya dan seorang sopir serta keneknya bisa mengambil dua keuntungan, pertama dari gaji rutin perbulan dan yang kedua dari bayaran penumpang yang tidak diberikan tiketnya. Hal itu sudah menjadi budaya dari sistem yang lemah, sehingga mudah diperdaya. Dan banyak lagi contoh lain yang mungkin kita secara tidak terasa sudah melakukannya baik kepada organisasi atau kepada institusi kita sendiri, yang mungkin nilainya tidak seberapa besar namun, dari segi moral sudah merusak dan juga mengenyampingkan hati nurani yang selalu menolak dan juga membeci akan hal itu.
Maka, ketika seorang intelek atau seorang ulama memasuki dunia birokrasi dia harus mempelajari dunia yang dia jalani saat itu, bukan menjalankan kebiasaan lama yang belum tentu sama dengan yang baru ini. Contohnya ketika seorang Kyai mendapatkan amplop dari seorang wali murid di sebuah pondok pesantren hal itu sah saja, karena mungkin rasa terima kasih seorang wali murid kepada sang Kyai. Namun, ketika seorang Kyai pindah kedunia birokrasi hal itu tidak berlaku lagi. Apabila seorang intelek atau kyai menduduki jabatan yang srategis di sebuh lembaga negara, kemudian ada seseorang yang datang memberikan uang, hal itu bisa saja menjadi suatu sogokkan untuk menggolkan suatu tujuan tertentu.
Tindak pidana penyalahgunaan wewenang adalah tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang memiliki jabatan atau kedudukan. Seseorang tersebut menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan tersebut untuk tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain, atau korporasi, yang dapat merugikan negara atau perekonomian negara. Hal ini selengkapnya disebutkan dalam pasal 3 UU nomor 31 tahun 1999. Namun, UU tindak pidana korupsi ini belum mengatur secara detail tentang korupsi itu sendiri, sehingga masih banyak cela yang bisa dilakukan oleh seorang koruptor untuk melakukan aksinya. Kelemahan inilah yang harus kita perbaiki sekarang ini, untuk menentukan kepastian hukum yang menjamin keadilan bagi masyarakat banyak bukan untuk golongan atau pribadi. Karena setiap orang bisa saja bebas dari jeratan hukum atas asas praduga tak bersalah ( principle of lawfullness ) menurut asas ini, semua perbuatan dianggap boleh kecuali dinyatakan sebaliknya oleh suatu nash hukum. Selanjutnya, setiap orang tidak bersalah untuk suatu perbuatan jahat, kecuali dibuktikan kesalahanya pada suatu kejahatan tanpa ada keraguan. Jika suatu keraguan yang beralasan muncul, seorang tertuduh harus dibebaskan.
Maka, tidaklah cukup kita menjadi seorang intelek, tanpa mempertebal iman, dan tak cukup pula kita mempertebal iman, tanpa mempelajari sistem yang ada, sehingga kita tidak mudah terpedaya oleh sistem, dan kemudian terjerumus dalam dunia yang nista. Begitu juga tidaklah cukup kita mempelajari dan memperbaiki sistem tanpa adanya perbaikan dalam bidang kultur bangsa, yang menganggap hal-hal remeh seperti bonus, hadiah dan yang sejenisnya sebagai hal yang lumrah dilakukan, bukan karena besar atau kecilnya bonus tersebut, tetapi dari yang kecil itulah menimbulkan permasalahan yang besar. Mari kita ciptakan sebuah budaya malu untuk menerima hal yang bukan hak dan milik kita. Karena sesungguhnya keintelektualan tidak cukup untuk membangun suatu perbaikan tanpa adanya perbaikan sistem, dan juga kultur masyarakat kita. Wallahu a'lam bishawab

Referensi

1. Drs. C.S.T. Kansil, S.H. Pengantar Ilmu Hukum, 1999.
2. Topo Santoso,S.H.,M.H., Membumikan Hukum Pidana Islam Penegakkan syariat dalam wacana dan Agenda, 2003.
3. DR. KH. Moh. Mashuri Na'im, MA ( et.al ), NU Melawan Korupsi Kajian Tafsir dan Fiqh, 2006
4. Manna' al-Kattan, Annidzam al-Qodhai fi 'Ahdi al-Nabawi wa al-Ahdi al-khilafah al-Rasyidah.1993

Selengkapnya...

Jumat, 15 Oktober 2010

Barack Obama dan Dunia Islam•

Baru-baru ini muncul isu yang sangat hangat di depan kita, yaitu pencalonan senator Barack Obama menjadi capres AS dari partai demokrat, bersaing dengan Hillary Clinton mantan ibu Negara. Yang menarik dari isu ini adalah munculnya kabar bahwa Obama pernah sekolah disebuah madrasah di Indonesia, dan ayahnya asal Kenya merupakan seorang Muslim. Ditambah dengan munculnya gambar Obama yang menggunakan pakaian adat Kenya. Yang menjadi pokok permasalahan adalah: Apakah pengaruh hubungan diplomatik antara Indonesia dan AS akan mengalami perubahan yang drastis jika Obama menjadi Presiden. Dan bagaimanakah  kebijakan luar negeri AS terhadap dunia Islam jika Obama terpilih menjadi presiden?.
Sistem Pemilu Amerika Serikat
Langkah pertama yang disebut pemilu awal: setiap partai mencari kandidat terbaik. Langkah kedua: dari para unggulan itulah kandidat presiden akan ditentukan oleh masing-masing partai.Langkah pertama: Pemilu awal secara tradisional dimulai di negara bagian Iowa. Ini yang sudah dilakukan hari Kamis (03/01). Kandidat presiden paling menjanjikan dari partai demokrat Barack Obama mengumpulkan suara terbanyak. Komentarnya: "Siapa yang menang di sini, kemungkinan besar memenangkan nominasi dan kemungkinan besar memenangkan jabatan presiden.” Seorang presiden untuk semua. Itu gagasan utamanya. Tapi, pengamat pemilu Thomas Mann dari Institut  Brookings di Washington mengatakan: “Kita hidup dalam sistim federal tingkat tinggi. Memang partai politik bisa menetapkan panduan dan peraturan di tingkat nasional, tapi seperti terlihat pada pemilu awal, yang menentukan adalah negara bagian dan partai di tingkat negara bagian itu.”
Sistem pemilihan presiden di Amerika ditempuh dengan beberpa tahap yang pertama adalah sistem kaukus, yaitu penyeleksian calon pemilih dari setiap partai, lalu pemilih terdaftar dari suatu partai bertemu di tempat yang ditentukan seperti sekolah, gereja atau perpustakaan umum dan memberikan suara secara langsung dan bersamaan kepada kandidat mereka. Yang lebih banyak digunakan daripada sistem kaukus adalah sistem primary. Pada sistem primary, pihak Republik dan Demokrat akan menggunakan kartu suara biasa. 
            Kemudian dilanjutkan dengan ‘super tuesday’, yaitu Selasa 5 Februari, dimana hampir separuh negara bagian memilih dan bisa sekali lagi mendorong para kandidat untuk berjuang. Rintangan terakhir para kandidat unggulan Partai Republik juga Demokrat adalah kongres partai, conventions. Disusul kemudian dengan fase kampanye pemilu yang panas dan tentu saja pemilihan sesungguhnya presiden baru AS.
            Pada perhelatan akbar di bulan November itu, bukan perolehan mayoritas suara yang akan langsung menentukan siapa presiden berikutnya. Setiap negara bagian membentuk komite pemilih, dengan jumlah anggota berdasarkan jumlah penduduknya.  Komite ini kemudian yang memberikan suara bulat kepada satu kandidat pilihan. Itu artinya, the winner takes all, pemenang memperoleh semuanya. Dalam prakteknya, komite pemilihan akan memberi suara pada kandidat presiden yang memang merebut suara paling banyak pada hari pemungutan suara.
Semarak Obama dalam Pilpres Amerika
Pencalonan Barack Obama menjadi capres AS adalah sebuah phenomena baru dalam dunia politik AS, karena Obama  merupakan orang yang ke 6 menjadi senator dari orang kulit hitam di AS,  dimana kulit hitam merupakan kaum pinggiran di AS. Dan juga munculnya isu tentang kedekatan Obama dengan dunia Islam menambah hangat dibincangkan saat konvesi partai Demokrat untuk pencalan presiden. Belum juga ditambah dengan memburuknya citra Presiden Bush dimata masyarakat AS, yang gencar-gencarnya menyuarakan perang terhadap terroris, hingga menyebabkan kerugian negara.
            Maka dengan terpuruknya citra Presiden Bush, nama Obama dan Hillary Rodham Clinton ini lebih popular dari caoln-calon partai yang lain. Dan juga munculnya Obama yang merupakan politisi baru dari utusan daerah di Illionis, kawasan daerah tempat Obama tinggal. Belum lagi ditambah pengaruh Obama dalam perolehan suara untuk partai Demokrat ini. Obama memperoleh banyak dukungan dari golongan kulit hitam dan juga sebagian kulit putih, bahkan pemuka agama Islam di Amerika  Louis Farrakhan memberi dukungan juga terhadap Obama.
Dalam keterangan persnya di majalah  Prancis( Paris Match) Obama mengatakan bahwa dia ingin menggelar perkumpulan para tokoh-tokoh muslim dan barat se dunia, untuk berbincang-bincang upaya mencegah perselisihan paham antara dunia Muslim dan Barat. Kita mengajak mereka untuk sama-sama begabung melawan teroris, dan juga kita memahami keluhan kaum muslimin. Dia juga mengatakan akan menutup penjara guantanamo, dan menghentikan perang di Irak, karena kalau senadainya kita terus disibukan dengan masalah ini, tentunya, kita selalu disibukkan dengan hal ini saja.
Membangun Negara Super Power
Untuk membangun sebuah imperium paska perang dunia ke 2 Amerika memerlukan beberapa planing,  kedua partai besar yaitu Republik dan juga Demokrat memiliki planing ini, walaupun cara kedua partai ini bebeda untuk membangun sebuah imperium, namun keduanya memiliki tujuan yang sama. Dan munculnya kebencian terhadap Islam dan Muslim pada pemerintahan Bush, dan juga benci kepada sesuatu kecuali Kristen merupakan bukan kebijakan luar negeri Amerika, namun itu merupakan salah satu cara untuk memperkuat dominasi Amerika, khususnya pada daerah-daerah yang sangat strategis dan juga yang sangat kaya dengan energi alamnya, seperti Timur Tengah dan Asia Tengah[1].
Diantara kendaraan Amerika untuk membangun dominasinya di dunia ini adalah dengan kekuatan, baik itu kekuatan senjata pemusnah masal, kekuatan tentaranya, yang dengan sengaja digunakan untuk mencapai kepentingannya. Dan memaksa negara-negara yang lemah untuk patuh dan tunduk dibawah kekuasaannya. Yang kedua adalah kekuatan diplomasi Amerika, yaitu dengan menggunakan PBB sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Amerika mendominasi sebagian besar kebijakan PBB, seakan-akan PBB sebagai boneka Amerika, yang bisa diatur seenaknya saja. Kekuatan yang ketiga adalah ekonomi, dimana Amerika menguasai ekonomi dunia, dengan WTO, kemudian IMF, dan bank dunianya, yang mana semua organisasi ekonomi dunia ini dikuasai oleh barat, khususnya Amerika. Walaupun Kanada pernah menggunakan WTO untuk memprotes atas dominasi Amerika serikat atas organisasi ini, namun pada kenyataannya Amerika tetap lebih mengusai. Dan juga Amerika mengusai multinasiaonal  perusahaan di dunia ini, yang kemudian kebijakan dagang ini dipegang oleh Amerika.
Sebagi contoh adalah bahwa obat virus flu burung dijual dengan harga yang sangat tinggi, konon perusahaan ini dimiliki oleh Donal Rum mantan meteri pertahanan Amerika. Dan Tangan Tuhan di Balik Flu Burung mengindikasikan, bahwa buku itu merupakan kebijakan politik kesehatan yang sangat berbeda dengan kebijakan politik kesehatan RI dalam kurun waktu selama 60 tahun Indonesia merdeka. Berani melawan hegemomi neo-kolonialisme melalui badan internasional WHO dan ternyata bisa dimenangkannya. Disaat ada kerinduan untuk bebas dari hegemoni asing, neo-kolonialisme, ada seorang menteri yang berani melawan arus global neo-kolonialisme. Seolah-olah kita berada kembali di zaman Bung Karno. Paling tidak dunia terbelalak!
Dan yang keempat adalah kekuatan yang ringan, sebagaimana diterangkan oleh ahli politik Amerika Joseph Nye, bahwa kekutan yang ringan adalah melalui kebudayaan Amerika Serikat yang menguasai dunia, baik media massa, elektronik maupun cetak, ditambah lagi dengan dunia intertainment, ada istilahnya Hamburgerisasi, yaitu setiap apapun yang berbau Amerika akan dianggap sebagai sesuatu yang mewah, dan juga hebat, contoh saja bintang Film manapun kalau belum masuk dalam Hollywood belum dinyatakan bintang film yang hebat[2] .
Sikap Muslim terhadap pemilihan Presiden Amerika
Secara umum, partai Demokrat dalam sejarahnya memang lebih bersahabat dengan warga minoritas, termasuk didalamnya umat Islam. Selain itu, dari perspektif idiologi, kaum Demokrat tidak dibajak oleh idiologi Kristen fundamentalis dalam kebijakan-kebijakannya. Dan partai Republik memiliki pandangan-pandangan konservatisme  dalam berbagai isu sosial, isu aborsi dan perkawinan sejenis misalnya. Bahwa secara moral, idiologi partai Republikan lebih cenderung kepada konsep-konsep agama secara umum.
Penentuan pilihan
Dalam politik ternyata memang ada gap (jurang) antara idealisme dan realita. Idealnya kita berharap presiden Amerika Serikat adalah orang yang adil dan bisa menjadi pemimpin dunia, yang memberikan kedamaian. Sayang, realita mengatakan bahwa hal itu masih belum memungkinkan, dan barangkali justru sebaliknya akan selalu merugikan kepentingan umat Islam pada khususnya. Dulu kita berharap presiden Bush dapat mendengar aspirasi Masyarakat dunia, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Apakah dengan Munculnya Obama sebagai calon presiden Amerika akan membawa kepada perubahan yang signifikan bagi perubahan kebijakan luar negeri Amerika? Belum tentu juga, walaupun diberbagai macam statemennya Obama selalu menekankan kepada perubahan di Amerika, Change we Believed" atau Stand for chang, ini yang selalu diungkapkan Obama dalam setiap kali Kampanyenya.
Mungkin hanya sebuah harapan yang sangat kecil sekali jika Obama terpilih menjadi presiden Amerika, membawa perubahan dalam kebijakan luar negerinya, khususnya bagi negara-negara Muslim. Ini mungkin yang paling kecil mudharatnya. Secara pertimbangan moral sosial, komunitas Muslim cenderung untuk memilih kadindat Republikan yang dinilai lebih konservativ. Tapi dengan melihat kepada berbagai relaita pahit yang terjadi saat ini, khususnya jika melihat kepada kebijakan luar negeri, dan lebih khusus lagi relasinya dengan perang Timur Tengah dan isu Israel-Palestina, juga termasuk apa yang disebutkan sebagai “war on terrorism” nampak bahwa capres dari partai Demokrat jauh lebih bersahabat. Kandidat Demokrat dalam berbagai visinya dapat dikatakan lebih “manusiawi” (humanis) dan rasionaol dalam menawarkan berbagai kebijakan luar negerinya. Sementara capres dari partai Republikan lebih kaku dan dahkan cenderung tidak rasional, dan lebih berbahaya, mereka sangat dipengaruhi oleh idiologi Kristen radikal, Evangelist, yang memang pendukung utama negara Israel
Hillary atau Barack?
Dengan mundurnya John Edward dari persaingan pencalonan dari partai Demokrat, kini tinggal dua kandidat dari partai ini yang akan dipilih. Dari kedua calon ini, manakah yang lebih cenderung dipilih oleh masyarakat Muslim? Menimbang-nimbang dua kandidat ini memang cukup rumit. Secara umum, masyarakat Muslim cenderung untuk menjatuhkan pilihannya pada Barack Obama. Pertimbangannya bukan karena ras, gender, dan bukan pula karena adanya keterkaitan latar belakang keluarga ayah Obama yang Muslim. Tapi memang visi yang diajukan Obama nuansanya lebih menjamin perubahan yang dijanjikan. Barack Obama memang memiliki daya tarik luar biasa. Umurnya yang masih relative muda, cerdik dan tajam dalam menganalisa berbagai isu yang ada. Walaupun ada kekhawatiran bahwa Obama masih kurang berpengalaman, namun melihat kepada pandangan-pandangan nya yang tajam mengurangi kekhawatiran tersebut. Memang dalam berbagai debat politiknya, isu “experience versus judgment” menjadi isu hangat. Hillary merasa lebih berpengalaman, tapi sebaliknya Obama yakin dengan pandangan-pandangan nya yang lebih akurat. Hal lain yang menjadikan sebagian besar masyarakat Muslim mendukung Obama adalah sikapnya yang selalu mendahulukan “diplomasi” di atas penyelesaian militer.
Bahkan dalam banyak kesempatan, Obama selalu mengatakan “we must be courageous to speak to our friends and to our enemies”. Keinginan baik untuk membangun komunikasi ini sendiri, termasuk dengan mereka yang dianggap musuh-musuh Amerika seperti Iran, adalah sikap positif. Komunitas Muslim cukup muak dengan kebijakan luar negeri Bush yang selalu mengedepankan aksi militer. Di lain pihak, memang ada kekhawatiran dari beberapa kalangan bahwa Obama kemungkinan besar tidak akan terpilih. Alasannya, Amerika belum siap dipimpin oleh seseorang non White (selain warga kulit putih). Hal ini mungkin benar, tapi mungkin juga salah. Jika kita melihat kepada kepada demografi pemilih Obama, juga tidak kurang dari warga kulit putih yang memilihnya.
Sebaliknya, ada juga kekhawatiran bahwa Amerika hingga kini belum siap dipimpin oleh seorang wanita. Pada akhirnya memang, calon pemilih sibuk mendiskusikan antara pengalaman Hillary dan ketajaman “pertimbangan” (judgment) Obama. Hillary yang dianggap telah lama melanglang buana di Washington DC, sejak sebagai Ibu Negara hingga sebagai senator terpilih  dari negara bagian New York menjadi modal utama dalam pemerintahannya nanti. Tapi itupun dipertanyakan. Semua tahu bahwa pemerintahan G.W Bush didominasi oleh Wapressnya, Dick Cheney, yang telah melanglang buana dalam struktur pemerintahan Amerika. Toh, berbagai kebijakan yang dihasilkan dapat dikatakan justeru membawa bencana bagi Amerika dan dunia saat ini.
Yang perlu kita ingat disini adalah maraknya nama Barack Obama dan Hillary disebabkan karena buruknya citra presiden Bush dari partai Republik, dan keburukan citra ini dimanfaatkan oleh Obama dan Hillary dari partai Demokrat untuk mengambil simpati masyarakat Amerika yang menginginkan perubahan [3]. Ini merupakan sebuah siasat dari partai politik, karena seandainya Obama terpilih menjadi presiden Amerika yang pertama dari kulit hitam, dia tidak bisa berbuat banyak bagi umat Islam dan Indonesia Khususnya, sebagaimana disebut diatas, bahwa Amerika ingin mebangun imperium dan itu membutuhkan kekuatan. Obama hanyalah seorang yang hidup didalam sistem.
Kongklusi
            Sebagaimana d iterangkan dia atas, bahwa pemilihan presiden Amerika serikat akan memberikan dampak politik luar negeri yang signifikan. Itu didasari dari beredarnya akan keterpurukan ekonomi Amerika, sebagimana yang dinyatakan oleh Alan Greenspan salah seorang mantan Gubernur Bank Sentral Amerika bahwa  ekonomi Amerika terancam resesi. Oleh sebab itu, kita tidak bisa berhaharap banyak dari Amerika, dan mencoba untuk tidak selalu berkiblat kepadanya. Dalam politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif yaitu, tetap menjaga hubungan baik dengan Amerika, tanpa menimbulkan perlawanan, karena itu akan merugikan kita. Dan yang harus kita lakukan adalah untuk mencari alternatif lain, dalam rangka melakukan hubungan diplomasi dengan negara lain yang dapat membawa kemajuan kepada negara kita, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan dan lain sebaginya. Wallahu a'lam bishawab


[1] . Lihat: The Empire and the War for Muslim Minds, Robert W. Jensen. Policy Perspectives, Volume 5 january-June 2008, hal; 135
[2] . Lihat; Why do People Hate America?, Ziauddin Sardar and Merryl Wyn Davies, Alhamra 2002, hal:129.
[3] . Lihat; Democrat Majority in Congress; Will it make different? Najam Rafique,  The Institut of Strategic Studies Islamabad, Pakistan, Vol. XXVII winter 2007 , no 4, hal; 9.
Selengkapnya...

Bidikan Ujung Pedang Nekolim


Suatu hari saya mendengar ada anak-anak yang berkumpul dengan teman sebayanya disebuah pemukiman kumuh  lalu mereka berkata " enak ya hari tujuh belasan, banyak perlombaan, ada lomba panjat pinang, lomba balap karung, makan kerupuk, dan lain sebagainya". Itulah kira-kira gambaran pemikiran anak-anak menyambut hari kemerdekaan, dan mungkin kita pun berpikir hal yang sama dalam menyambut hari kemerdekaan.
            Lalu terdetik dalam hati ini sebuah pertanyaan apakah benar itu semua adalah sebuah ungkapan kemerdekaan yang diharapkan oleh para pahlawan perjuangan kemerdekaan negeri ini. Atau bahkan  ini menjadi  tujuan dari perjuangan berdarah di medan perang?. Padahal kalau kita lihat kepada anak-anak tadi, mereka merasa bergembira pada saat tujuhbelasan  dengan banyaknya perlombaan, namun setelah itu mereka merasa sedih, karena nasib yang mereka rasakan, yang kadang-kadang makan sekali dalam sehari, menjadi pengemis di jalan-jalan, dan sedikit sekali dari mereka yang mendapatkan kesempatan untuk duduk dibangku sekolah, hidup didalam gubuk reot dipinggir-pinggir sungai. Sedangkan disekeliling mereka berdiri bangunan yang mewah, didalamnya diisi oleh orang-orang yang berdasi dan bermobilkan mercy, mungkin disampingnya pun duduk seorang sekertaris yang sexy.
            Ada pula teman yang mengatakan "Orang Pakistan ga kreatif ya?!, masa hari kemerdekaannya ga ada kegiatan apa-apa, ga seperti  di negara Indonesia, ketika merayakan hari kemerdekaan semua masyarakat bersgembira ria, dengan berbagai macam kegitan yang diadakan, baik dari tingkat RT sampai pada tingkat kenegaraan sekalipun".
            Hati ini bertanya, yang benar siapa ya? Kita sebagai negara Indonesia atau Pakistan yang tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan apapun di negerinya. Atau apakah benar cara yang kita lakukan, dan sudah menjadi tradisi setiap tahunnya untuk melakukan rutinitas seperti itu.
            Rasa bahagia dalam merayakan hari kemerdekaan adalah suatu hal yang wajar dalam kehidupan anak manusia, dengan berbagaimacam kreasi dan inovasi dalam mengungkapkan rasa bahagia ini, bagaikan burung lepas dari sangkarnya bebas terbang kemana saja dia mau. Karena wajarlah ketika seseoarang bebas dari kungkungan penjajahan selama tiga setengah abad lamanya, kemudian keluar dari penjajahan yang telah mengorbankan harta, kehormatan, dan nyawa sekalipun.
Tapi yang penting adalah tidak hanya menyangkut bagaimana meraih kemenangan, tetapi juga mengenai bagaimana mengisi kemenangan, bagaimana kemenangan itu bisa bertahan lama, dan bagaimana kemenangan itu bisa memberi manfaat bagi kesejahteraan dan keadilan. Bukan hanya dijadikan sebagai tempat untuk berpesta pora, namun kenyataannya kita masih belum bisa mengisi kemerdekaan ini dengan baik. Masih banyaknya anak-anak yang buta aksara, kemiskinan, ketertinggalan, perampasan dan tekanan oleh sebagian oknum.
Sukarno dalam sebuah perdebatan sengit pernah berkata " Kita harus selalu berangkat dari fakta-fakta. Faktanya ialah bahwa neokolonialisme, dan Imperialisme ( Nekolim) membidikkan ujung pedangnnya dan laras senapannya terhadap kita". Memang kita sudah merdeka(baca ; bebas dari penjajahan) namun, jangan lupa disana ada bentuk-bentuk penjajahan baru yang mungkin kita tidak menyadari, baik penjajahan ekonomi, pendidikan, ideology dan lain sebagainya. Kaum komunis pada awal-awal dibentuk tahun 1951, partai ini dengan lantang menyatakan bahwa Revolusi 17 Agustus 1945 belum selesai atau bahkan telah gagal, alasannya bahwa kekuasaan negara dan alat-alat produksi masih dikuasai oleh kaum borjuis dan sisa-sisa feodal. Pernyataan ini bisa dibenarkan, karena kenyataanya negeri ini hanya dikuasai oleh orang-orang yang berduit saja, sedangkan yang lain dibiarkan tertinggal. Namun, cara yang dilakukan kaum Komunis untuk merebut kekuasaan secara paksa, dan juga menggunakan cara-cara yang tidak terhormat, dengan menghasut, dan menfitnah, hal inilah yang kita tidak bisa tolelir.
Maka dengan itu, mari kita sama-sama berintrofeksi diri apakah kita benar-benar merdeka? Atau kata merdeka hanya sebagai slogan tunamakna, dan kita juga harus waspada kepada neokolonisme dan imperalisme yang diwanti-wantikan Sukarno, karena tanpa disadari bahwa kita masih dalam penjajahan dalam bentuk yang baru, namun kebanyakan dari kita tidak menyadari hal ini.
Mari kita isi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang bermanfaat bagi negeri ini, tinggalkan rasa malas dalam jiwa kita, mencoba hidup mandiri, membentuk negeri yang berwibawa dan berdaulat, tidak mudah terpesona dengan tawaran yang megah namun merugikan banyak pihak, memberikan kemerdekaan yang hakiki kepada anak bangsa negeri ini. Menjadi penerus perjuangan para pahlawan yang gugur di medan perang. Wallahu a'lam bishawab
Selengkapnya...

Ikhlas Dalam Menuntut Ilmu


Sering  terdetik dalam diri kita perasaan bangga  kalau seandainya  pintar  dipanggil ulama,  ustadz, atau kyai, lalu banyak yang datang untuk meminta nasehat, sehingga orang lain terasa kecil. Dan ering muncul pertanyaan dalam perbincangan kita seandainya kita lulus kuliah pekerjaan apa yang akan kita dapatkan!?.., mungkin  lulus dari fakultas ekonomi lapangan pekerjaan sudah terbuka lebar, sedangkan teman-teman yang belajar di fakultas-fakultas lain, seperti syariah, ushuludin, dan lainnya kadang-kadang bertanya-tanya kira-kira pekerjaan apa  yang saya dapatkan  setelah lulus dari fakultas ini. Ini adalah penomena yang kita rasakan, seakan-akan ada prasangka buruk kepada Allah Subhanahu wa Ta,ala.
            Maka, dari penomena yang kita rasakan ini hal yang paling diharapkan dari setiap penuntut ilmu adalah memperbaiki niat, dan hendaknya untuk berusaha memerangi segala hawa nafsu dengan keikhlasan dan hanya mengharapkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, serta janganlah kita menjadikan kemauan menuntut ilmu hanya untuk berbangga-banga menjadi ulama, atau untuk menguasai orang-orang yang bodoh, atau hanya untuk sekedar mengejar kekayaan materi saja, atau  sekedar mencari kedudukan dan nama baik,  maka banyak yang menjual hal yang sangat berharga dengan hal yang sangat hina, dan meninggalkan hal yang kekal diakhirat  dengan sesuatu yang pana.
             Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam, menerangkan bahwa ada ancaman yang keras  ditujukan kepada mereka yang  tidak punya orientasi keilmuan untuk akhirat, karena yang ada dalam benak mereka hanya kebutuhan materi belaka (material orientied) namun, bagi mereka yang berorientasi kepada akhirat dengan ilmunya dan sedikit tentang kedunian tidaklah termasuk dalam ancaman.  Hal ini diibaratkan seperti orang yang pergi haji dengan ikhlas untuk mencapai ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, namun berdagang sebagai sampingannya, sebagaimana  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:”Tidaklah dosa bagi kamu untuk mencari karunia ( rezki hasil perniagaan) dari tuhanmu”( Al-Baqarah:198). Dan  ancaman ditujukan kepada mereka yang menggunakan ilmunya hanya untuk kebutuhan dunia sehingga menggunakan berbagai macam cara untuk mencapai tujuannya.  Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengecam bagi mereka yang mengejar dunia saja ”Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya”(An- Nazi’at: 37-39) dan dalam surah yang lain dikatakan: ”Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan dunia”( An-Najm: 29)
            Sesungguhnya dunia bukan hal yang tercela, karena banyak ulama-ulama dan para sahabat nabi yang terkenal adalah orang-orang yang kaya raya seperti: Allais ibnu Said, al-Imam Abu Hanifah, Abdurrahman bin Auf, Ustman bin Affan, dan  banyak para nabi yang kaya raya seperti Yusuf, dan Sulaiman. Namun dunia yang dicela adalah  karena ia dicapai dengan melupakan tujuan  akhirat, karena tidaklah kehidupan di dunia ini dicela dengan perbuatan yang baik, sebagaimana disebutkan dalam hadist:” Sebaik-baik  harta adalah  milik seorang yang baik”( HR. Ahmad). Dan bagaimana dunia dicela sedangkan dia adalah sebuah ladang untuk akhirat.
            Maka marilah kita ikhlaskan niat  untuk mencari ilmu dengan  ikhlas mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bukan hanya untuk kebutuhan dunia.  Hendaknya kita  selalu berperasangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa dialah yang selalu memberikan jalan yang baik bagi kita. Bukan fakultas yang kita masuki, atau bukan disiplin ilmu yang kita geluti sekarang ini. Dan niat  untuk menuntut ilmu tidak cukup hanya untuk mencapai kehidupan dunia saja, tapi dia dicari hingga ke liang lahat. Sebagimana dikatakan dalam sebuah hikmah “tuntutlah ilmu dari sejak buaian hingga keliang lahat”. Ibnu Mubarak pernah ditanya: Sampaimanakah kamu menuntut ilmu , beliau menjawab sampai meninggal insyaAllah. Dan  Malik bin Anas berkata: “ tidak sepatutunya orang yang berilmu meninggalkan belajar”. Jika ikhlas menuntut ilmu hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, insyAllah kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita gapai. Wallahu a’lam bishawab.
Selengkapnya...

Hidup Hemat Ditengah Krisis BBM


Judul di atas adalah sebuah refleksi dari keputusan Presiden tentang penghematan penggunaan bahan bakar, hal ini  merupakan langkah dari langkanya bahan bakar minyak yang terjadi di hampir seluruh kota di Indonesia, mungkin setiap hari kita lihat masyarakat berbondong-bondong antre di SPBU atau di agen- agen minyak untuk mendapatkan bahan bakar, yang merupakan bahan pokok sebagian besar masyarakat kita, baik tingkat bawah, menengah  bahkan tingkat atas sekalipun. Fenomena ini sangat mengejutkan sebagian masyarakat, negri yang merupakan salah satu  anggota OKI,  dan kononnya baru-baru ini ditemukan ladang-ladang minyak baru. Timbul pertanyaan yang sedikit agak sinis, kemanakah larinya hasil minyak kita? Apakah benar kita menggunakannya dengan boros ataukah ada penimbunan yang dilakukan oleh sebagian pejabat atau masyarakat, ataukah ada penyelundupan.
 Adalah fitrah manusia untuk hidup mewah dan boros jika dikaruniai banyak harta, ataupun kikir terhadap harta itu untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan, namun diantara kedua hal ini manakah yang lebih dominan? Tergantung pada diri kita masing-masing, Jika kita gunakan akal sehat hendaknya kita mengambil jalan tengah ya’ni dengan  berhemat ditengah kemewahan rahmat Ilahi yang melimpah ruah dibumi persada Indonesia. Dan juga tidak kikir untuk menggunakannya, dengan memberikan hak setiap individu masyarakat untuk menerimanya, dan digunakan dalam jalan kebaikan.
Allah berfirman dalam al-Qur’an: Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian (al-furqon:67)
Ayat diatas menunjukan kepada kita bagaimana seharusnya kita menggunakan harta kita dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dilarangnya untuk melakukan pemborosan dalam pembelanjaan dan penggunaan harta yang kita miliki, begitu pula dengan kekikiran,  sepatutnyalah kita untuk berhemat dalam kehidupan ini, baik dalam krisis yang menimpa kita sekarang ini ataupun diluar krisis, karena banyak hal yang menggambarkan kemewahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang tidak sesuai dengan keadaan yang ada, banyak tayangan-tayangan sinetron di televisi yang menggambarkan keglamoran dan kemewahan, belum lagi tuntutan sebagian wakil rakyat untuk kenaikan gaji ditengah-tengah banyak masyarakat indonesia yang merasakan pederitaan kemiskinan, busung lapar, demam berdarah, buta huruf. Sepatutnyalah kita mengedepankan hidup hemat dan mengulurkan tangan kita kepada mereka yang membutuhkannya, ingat sifat bermegah-megahan dan juga pemborosan adalah membuat lalai, dan kita selalui dihantui oleh sifat ini kapan dan dimanapun kita berada. Allah SWT berfirman:Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur( At- Takaatsur 1-2)
Dan perlu diingat pula harta adalah titipan Allah yang setiap saat bisa diambilnya, dia adalah amanat yang harus  dijaga, dengan  menggunakannya dijalan kebaikan, dan dalam hal-hal yang bermanfaat bagi kita semua, pada khususnya dalam membangun Negara kita ini yang telah lama ditimpa multi krisis,  ekonomi, kepercayaan, kepemimpinan, akhlak. Hendaklah kita bersyukur memiliki negri yang sangat makmur dan subur, dengan harapan berkah atas nikmat yang diberikan kepada kita semua dan bisa keluar dari krisis yang berkepanjangan ini. Sebagaimana Rasulullah SAW, bersabda: Wahai Hakim sesungguhnya harta ini adalah sesuatu yang sangat nikmat, barang  siapa yang menerimanya dengan suka hati maka diberkahilah dia, dan barang siapa yang menerimanya dengan berlebih-lebihan  maka tidak diberkahilah dia dari harta itu, dan dia diibaratkan seperti orang yang makan namun tidak pernah kenyang dan tangan yang memberi lebih mulia dari tangan yang menerima (HR Bukhori -Muslim)
Selengkapnya...

Gosip


                   Tayangan infotainment yang berbau gosip tumbuh subur seperti jamur di musim hujan. objeknya kebanyakan publik figure. Jangankan presiden, atau para selebritis, para nabi pun pernah terkena gosip atau ghibah, sebagaimana nabi Muhammad saw, dan keluarganya diuji  dengan haditsul ifki (berita bohong), bahkan Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah berkhutbah mengenai gosip miring yang menimpa keluarganya:”Wahai manusia, mengapa orang-orang menyakitiku dengan mengatakan hal-hal yang tidak benar mengenai keluargaku. Demi Allah, aku tidak mengetahui dari mereka (keluargaku) kecuali kebaikan. Mereka juga mengatakan kepada seorang laki-laki yang demi Allah, aku tidak mengetahui darinya kecuali kebaikan, dan ia tidak pernah memasuki salah satu rumah dari rumah-rumahku kecuali bersama denganku. Begitu pula nabi Yusuf a.s, juga digosipkan selingkuh dengan majikannya Siti Dzulaika.
                 Gosip atau ghibah  berasal dari bahasa inggris dari kata gossip artinya gunjing, kabar angin, buah mulut. Jadi bentuk kata kerjanya “Ngegosip” yang berarti menggunjing, atau menyebarkan kabar angin. Yakni suatu aktivitas menyebarkan atau menceritakan sesuatu yang ada pada diri seseorang (biasanya sesuatu yang jelek/rahasia) kepada orang lain, ketika seseorang tadi itu tidak ada dalam forum yang sama
                Sebagaimana sabda Rasulullah saw:”Tahukah kalian apakah ghibah itu? Mereka menjawab Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.” Nabi saw menjawab;” kamu menyebut saudaramu dengan hal yang tidak disukainya. “ditanyakan, “ bagaimana jika apa yang aku katakan itu ada pada saudraku itu? “ Nabi saw menjawab:” jika apa yang kamu katakan itu ada pada dirinya maka sungguh kamu telah menggunjingnya, dan jika tidak ada pada dirinya maka sungguh kamu telah menyebutkan hal yang dusta tentang dirinya”. Karena sangat tercelanya ghibah maka Allah menerangkan dalam al-Qur’an: “ Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati? (al-Hujarat :12). Sekarang gosip sudah menjadi santapan setiap hari dari sejak kita membuka mata  di pagi hari  hingga malam tiba kita sudah disuguhkan dengan gosip, dan sudah menjadi infotainment yang menarik, seakan-akan kita tidak menyadari telah melihat dan mempertontonkan aib saudara kita.dalam hal ini kita dianjurkan untuk mengingati teman kita yang khilaf bukan malah ikut nimbrung dan membuat masalah semakin panas.
Anas r.a, berkata Rasulullah saw bersabda:” pada malam ketika aku melakukan perjalanan malam (isra) aku melewati suatu kaum yang mencakar wajah mereka dengan kuku-kuku mereka sendiri, aku bertanya ya... Jibril, siapakah mereka itu? Jibril menjawab,” mereka adalah orang-orang yang menggunjing dan mencela kehormatan orang lain.
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berbuat gosip atau ghibah yang pertama, karena untuk melampiaskan kemarahan, bila ada orang yang menyebabkan kemarahannya maka ia melampiaskan dengan menyebut berbagai keburukan orang tersebut, kedua, berbasa basi kepada teman, dan mendukung pembicaraan mereka. Ketiga, ingin mendahului menjelek-jelekan keadaan orang yang dikhawtirkan memandang jelek ihwalnya di sisi orang yang disegani, kelima, ingin membanggakan diri, keenam, karena adanya rasa dengki, ketujuh, bermain-main senda gurau dan mengisi waktu kosong sehingga tidak terasa melakukan ghibah dan yang kedelapan, melecehkan dan merendahkan orang lain untuk menghinakannya.
Ibnu Abbas berkata:” apabila kamu hendak menyebut aib saudaramu maka ingatlah aib dirimu sendiri.” janganlah kita mengambil keuntungan dengan cara-cara yang batil, dengan menjual aib saudara kita demi mendapatkan keuntungan pribadi. Nabi bersabda ” setiap muslim bagi muslim yang lain haram darahnya, harta dan kehormatannya. ( HR, Muslim).




Selengkapnya...