Jumat, 15 Oktober 2010

Hidup Hemat Ditengah Krisis BBM


Judul di atas adalah sebuah refleksi dari keputusan Presiden tentang penghematan penggunaan bahan bakar, hal ini  merupakan langkah dari langkanya bahan bakar minyak yang terjadi di hampir seluruh kota di Indonesia, mungkin setiap hari kita lihat masyarakat berbondong-bondong antre di SPBU atau di agen- agen minyak untuk mendapatkan bahan bakar, yang merupakan bahan pokok sebagian besar masyarakat kita, baik tingkat bawah, menengah  bahkan tingkat atas sekalipun. Fenomena ini sangat mengejutkan sebagian masyarakat, negri yang merupakan salah satu  anggota OKI,  dan kononnya baru-baru ini ditemukan ladang-ladang minyak baru. Timbul pertanyaan yang sedikit agak sinis, kemanakah larinya hasil minyak kita? Apakah benar kita menggunakannya dengan boros ataukah ada penimbunan yang dilakukan oleh sebagian pejabat atau masyarakat, ataukah ada penyelundupan.
 Adalah fitrah manusia untuk hidup mewah dan boros jika dikaruniai banyak harta, ataupun kikir terhadap harta itu untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan, namun diantara kedua hal ini manakah yang lebih dominan? Tergantung pada diri kita masing-masing, Jika kita gunakan akal sehat hendaknya kita mengambil jalan tengah ya’ni dengan  berhemat ditengah kemewahan rahmat Ilahi yang melimpah ruah dibumi persada Indonesia. Dan juga tidak kikir untuk menggunakannya, dengan memberikan hak setiap individu masyarakat untuk menerimanya, dan digunakan dalam jalan kebaikan.
Allah berfirman dalam al-Qur’an: Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian (al-furqon:67)
Ayat diatas menunjukan kepada kita bagaimana seharusnya kita menggunakan harta kita dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dilarangnya untuk melakukan pemborosan dalam pembelanjaan dan penggunaan harta yang kita miliki, begitu pula dengan kekikiran,  sepatutnyalah kita untuk berhemat dalam kehidupan ini, baik dalam krisis yang menimpa kita sekarang ini ataupun diluar krisis, karena banyak hal yang menggambarkan kemewahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang tidak sesuai dengan keadaan yang ada, banyak tayangan-tayangan sinetron di televisi yang menggambarkan keglamoran dan kemewahan, belum lagi tuntutan sebagian wakil rakyat untuk kenaikan gaji ditengah-tengah banyak masyarakat indonesia yang merasakan pederitaan kemiskinan, busung lapar, demam berdarah, buta huruf. Sepatutnyalah kita mengedepankan hidup hemat dan mengulurkan tangan kita kepada mereka yang membutuhkannya, ingat sifat bermegah-megahan dan juga pemborosan adalah membuat lalai, dan kita selalui dihantui oleh sifat ini kapan dan dimanapun kita berada. Allah SWT berfirman:Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur( At- Takaatsur 1-2)
Dan perlu diingat pula harta adalah titipan Allah yang setiap saat bisa diambilnya, dia adalah amanat yang harus  dijaga, dengan  menggunakannya dijalan kebaikan, dan dalam hal-hal yang bermanfaat bagi kita semua, pada khususnya dalam membangun Negara kita ini yang telah lama ditimpa multi krisis,  ekonomi, kepercayaan, kepemimpinan, akhlak. Hendaklah kita bersyukur memiliki negri yang sangat makmur dan subur, dengan harapan berkah atas nikmat yang diberikan kepada kita semua dan bisa keluar dari krisis yang berkepanjangan ini. Sebagaimana Rasulullah SAW, bersabda: Wahai Hakim sesungguhnya harta ini adalah sesuatu yang sangat nikmat, barang  siapa yang menerimanya dengan suka hati maka diberkahilah dia, dan barang siapa yang menerimanya dengan berlebih-lebihan  maka tidak diberkahilah dia dari harta itu, dan dia diibaratkan seperti orang yang makan namun tidak pernah kenyang dan tangan yang memberi lebih mulia dari tangan yang menerima (HR Bukhori -Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar