Ketika gerbang reformasi terbuka, banyak masyarakat yang merayakannya sebagai pesta rakyat, yang selama ini dijerat oleh slogan bernama demokrasi terpimpin, tapi yang ada bukan terpimpim atau tertuntun tapi terjepit dan tertindas. Saat tumbangnya kekuasaan orde baru, muncul era reformasi, reformasi dalam segala bidang., pekikkan reformasi bukan hanya berada di pusat saja, namun tuntutan reformasi juga sampai kepada daerah-daerah. Tuntutan mundur kepada pemimpin-pemimpin daerah yang sudah lama duduk di kursi kekuasaan, dan menghendaki adanya perubahan dan pergantian kepemimpinan secara nasional. Dengan adanya reformasi, muncul pula otonomi daerah yang menguntungkan banyak orang-orang daerah. Para petinggi-petinggi pun lari ke daerah guna untuk mencari jabatan di daerah itu sendiri. Sekarang ini perhatian orang banyak terfokus pada pemilihan Gubernur Jakarta, karena jabatan ini sangat banyak diminati orang, maklumlah karena Jakarta adalah ibu kota Negara. Jadi otomatis banyak kepentingan orang banyak untuk duduk di kursi no satu kota ini. Maka tidak heran kalau banyak partai yang berlomba-lomba untuk mencalonkan jagonya di pertarungan yang luar biasa ini, begitu juga ormas-ormas yang memiliki kepentingan dalam hal ini, dan keuntungan yang didapat juga sangatlah memuaskan. Walaupun banyaknya permasalahan yang sangat kompleks di kota ini, baik dari permasalahan banjir, pemukiman liar dan banyak lagi hal-hal yang lain yang sudah sering terjadi dalam kota ini.
Dulu si Doel pernah punya mimpi untuk memimpin kota kelahirnya ini, namun ketika reformasi bergulir banyaknya tokoh-tokoh asli daerah kembali ke daerahnya masing-masing untuk memimpin kota kelahirannya. Namun, si Doel hanya bisa melihat dan juga menonton kotanya di pimpin oleh orang lain. Keinginannya untuk memimpin dan juga meperbaiki kota kelahirannya ini belum terlaksana juga. Akankan mimpi si Doel jadi kenyataan. Apakah benar si Doel bisa memimpin dan juga merubah kota kelahirannya jauh lebih baik, apakah si Doel benar-benar menguasai semua permasalahan kotanya dan tau cara untuk memperbaikinya? Atau hanya keinginan semata ingin memimpin dan menempati kursi no satu di kotanya dikarenakan dia adalah putra daerah. Tanpa adanya langkah-langkah untuk memperbaikinya. Apakah impian si Doel juga impian anak-anak sebayanya yang menginginkan perbaikan di kota kelahirannya itu.
Sekarang ketika saatnya tiba, yaitu pemilihan Gubernur Jakarta tahun 2007, muncul tokoh kelahiran kampungnya si Doel dan didukung banyak partai untuk menembus kursi no satu di Jakarta, Bukankah dalam setiap dukungan ada timbal baliknya? Sekarang mengapa banyak partai yang mendukung tokoh dari kampungnya si Doel secara bersamaan, Apakah para partai-partai pendukung putra Betawi asli untuk kepentingan kota Jakarta dan masyarakatnya? atau untuk kepentingan partai atau ormas-ormasnya?. Kalaulah Cuma itu yang diinginkan percuma saja dia memilih tokoh Betawi, karena yang diinginkan masyarakat Betawi dan penduduk kota Jakarta adalah perbaikan di segala macam bidang, dan juga penanggulangan segala macam musibah. Bukan malah berebut untuk mengambil fasilitas yang ada di kotanya si Doel, dan mengenyampingakan kesejahteraaan masyarakat.
Kalau itu yang diingini banyak partai mendukung si Doel, mimpinya si Doel tidak akan pernah menjadi kenyataan.Karena mimpinya si Doel bukan hanya memimpin kampung halamannya, tapi dia bermimpi dan berkeinginana untuk memperbaiki kampung halamannya. Menjadikan kampung halamannya sebgai kota yang damai, kota yang bersih, kota yang rapi, kota yang bersahaja. Kota yang jauh dari kemaksiatan dan juga dari kejahatan. Tapi kalau cuma untuk memenuhi perut-perut para cukong, para politisi yang memiliki kepentingan bisnis di kampung si Doel, percuma saja si Doel jadi orang no satu, tidak ada gunanya bahkan omong kosong.
Jakarta memang kota metropolis, yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam suku di tanah air, dan juga dari manca negara. Masyarakat asli jakarta menjadi biasa hidup bersampingan dengan masyarakat lain di luar kota Jakarta. Rasa toleransi pun muncul dari percampuran etnis itu. Tapi lambat laun masyarakat aslipun semakin dipinggirkan, akibat dari perkembangan kota yang makin pesat, sehingga warga asli semakin dipojokkan kepinggir kota Jakarta.
Sekarang tidak penting siapa yang memimpin kota Jakarta, putra daerah kah? atau siapa saja, yang penting dia memiliki capebilitas dan juga acountabilitas di masyarakat, serta memiliki keinginan untuk membawa Jakarta kepada perbaikan dan juga kemakmuran, bukan hanya untuk kepentingan golongan atau individu belaka. Tapi seandainya ada putra daerah yang memiliki syarat tersebut, ya berikanlah hal itu kepada yang berhak, mungkin dengan munculnya putra daerah bisa lebih menguasai permasalahan kota Jakarta yang semakin lama semakin sumpek tapi makin banyak orang mengejarnya.
Si Doel boleh jadi ga mencapai impiannya memimpin kota kelahirannya, tapi keinginannya untuk menjadikan kotanya lebih baik dan juga lebih maju akan menjadi impian dan harapan anak-anak seperti si Doel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar